Cari Blog Ini

Entri Populer

Selasa, 11 Oktober 2011

Kisah Seorang Dewi

(untuk tanah kelahiran)
batuk kecil anakmu kerap mengganggu tidurmu yg gelisah
walau kecil batuk itu mengurai keluh panjang dari untaian musim yg resah
musim yg tak lagi lahir dari sisa jejak kaki mereka yang berjalan dengan hati dan berteman dengan alam
singgasana biru bertatakan permata lungguh simpuh dipangkuanmu
sang ratu yang bertahta mewakilkan diri pada empat puluh nyawa menjaga pulau
dan mewariskan sebuah batu bercungkup tertutup untuk menghadirkannya
selendang hijau tergerai panjang menutupi waktu yang dilewatinya
dilewatinya pula anak cucunya sehingga tak lagi ada kata kenal diantara mereka
namun bukan karena mengabaikannya
bahkan tak sekali ia menangis dibalik selimutnya yg geram karena ulah anak cucunya
dengan alasan mengenal jati diri,mewarisi tradisi,menjaga harga diri atau bahkan mencari sesuatu yang alami ditambah nafsu ragawi
mereka tak lagi mengingat sopan santun dan tata krama yang kau ajarkan
mengingatnya saja tak lagi tak tabu
rumahmu yang juga rumahnya
dimasuki dengan dobrakan dan umpatan
berteriak mereka dikamar pribadimu selagi kau meringkuk demam tinggi yang melumpuhkan
                                                                        yogyakarta, pada sebuah pojok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar