Cari Blog Ini

Entri Populer

Selasa, 11 Oktober 2011

Sebuah Bingkai

jika memang benar kau merasa
kutujukan puisi ini padamu
dengan kata sederhana bermodal hati
seperti waktu yg sudah
senyummu,tatap matamu dan keenggananmu
kubungkus selembar rasa yg slalu kuingin kau tau
sebuah rasa yg selama ini kulumuri di sekujur tubuhku
dan setiap saat kutempelkan pada harimu
aku tau kita kadang bercinta dalam diam
mengembara bergandeng rindu dalam khayal dan kemudian kita berjalan kaki ke beberapa sudut,mengantongi sepotong asap dalam bentuk tanda tanya
aku juga tau kita seringkali dipaksa mengabaikan letih,duduk sendiri dan berkelana sendiri dalam kata dan makna
sehingga malampun enggan memberi hitam karena tak sengaja kita mengusirnya dengan kokok ayam
jika kau ingat
ketika kala menyimpuhmu dalam duka
perih menusuk ubun-ubunku
ingin rasanya kubelai rambutmu walau mungkin tak mampu mengeringkan air matamu
ketika masa memberimu riang yg gelisah
dan kau menatap dunia dengan tanya
kuberikan serangkai kata melalui pandang mata sambil kuketuk hatimu dengan hati
mungkin kau lupa atau entah tak sengaja
tak memutarx dalam hidupmu
apapun itu
kau tetaplah dirimu yg mengisi hdupku
mewarnaiku dg caramu sendiri
mungkinkah kuhapus memori kita duduk dipinggir kolam
melihat ikan sambil kadang membayangkan memanggang dan memakanx bersama
kita pun tertawa
dalam lingkar bangku berjejer
teh tarik,aneka jus,kerupuk,kopi,beragam makanan selalu kita sergap dengan bergelak tawa,segumpal asap,setangkai asa dan serangkai cerita
tak kulupa ceritamu
takkan kulupa hangatmu
bersamamu kulihat air mata,rahasia hidup,gosip,kebencian dan cinta,harapan dan doa
berjejer mengisi hari
berjejal dalam waktu yg kini terasa sempit
ah indahx hari itu
kepadamu kuulurkan terimaksih dan cinta
                                                                       yogyakarta,pada suatu waktu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar